Followers

Saturday, December 21, 2019

Spirit Naga Hitam (Black Dragon)

Spirit Naga Hitam (Black Dragon)

Naga hitam adalah naga yang keji, jahat, pemarah, dan ganas. Mereka merasa nyaman tinggal di tempat yang gelap. Mereka kasar, cepat marah, dan protektif.

Naga hitam dapat diidentifikasi dari penampilannya yang seram. Matanya terletak pada rongga yang dalam. Dua tanduk besarnya melengkung ke depan dan ke bawah.
Jika Anda pernah menghadapi naga hitam, berhati-hatilah, ia lebih suka serangan kejutan bukan pertarungan jujur. Ia paling aktif di saat yang paling gelap di malam hari.

Cocok untuk keeper yang ingin agar usahanya tidak di saingi oleh rival. Hati2 terhadap keeper dari naga hitam, jangan mencoba untuk berniat jahat kepadanya.

Benefit:
- High Level Astral Protection
- Home & Property Protector

Friday, December 20, 2019

Subhanalloh.. Spirit sang naga

Khodam Bertuah Spirit Naga Emas merupakan jenis naga yang sangat langka.  Kecuali di portal, naga emas sangat jarang bertempat tinggal di daerah yang banyak manusianya, walau banyak juga yang suka tinggal di candi-candi.  Mereka lebih suka hidup menyendiri di tengah hutan, akan tetapi sering menemui manusia yang dia inginkan.  Kecuali sudah ada perjanjian dengan manusia untuk membantunya, maka dia akan sangat setia, bahkan kesetiaannya adalah kesetiaan sampai akhir hayat.

Bentuknya memang menyeramkan terkesan penuh kejahatan, seperti layaknya naga hitam.  Namun jangan salah, sifat mereka sangat bijak dan penuh kode etik, seperti layaknya seorang ksatria.  Selain itu, naga ini juga memiliki komitmen tinggi khususnya ketika mendapat perintah.  Bila dia diberi perintah, maka akan dilakukan sepenuh hati. Memberikan nasihat adalah keunggulan tertinggi dari naga emas ini.  Pemilik naga emas harus sering-sering merenung secara positif ( bukan mengkhayal ), mendengarkan suara hati, sebab khodam/spirit ini memberikan nasihat dan petunjuk gaib secara sangat halus, walau kadang juga sering datang dalam mimpi dengan wujud yang lain.

Tuah dan manfaat dari Khodam Bertuah Spirit Naga Emas Dari GuruGhai.com :
  1. Memberikan pemecahan masalah yang rumit secara ghaib.
  2. Memberikan petunjuk secara gaib dalam segala hal agar menemukan kebenaran.
  3. Sangat menyenangi manusia yang suka menolong dan suka kerja keras.
  4. Sangat mudah hadir dan terlihat saat anda melakukan aktivitas spritual (meditasi keilmuan, pengisian benda/orang, praktik tenaga dalam, pengobatan alternatif, trawangan, dan sebagainya)
  5. Membooster kemampuan supranatural, khususnya ilmu pengobatan.
  6. Aura sang naga yang sangat menawan akan ditularkan kepada sang pemiliki, sehingga memunculkan aura ketampanan/kecantikan dan daya pengasihan.
  7. Kewibawaan dan kharisma agung.
  8. Membantu pemiliki menjadi lebih jenius, khususnya dalam pemecahan masalah.
  9. Dinding pertahanan yang kuat terhadap gangguan sihir (guna-guna, santet, pelet, dan sebangsanya).
  10. Disegani dan ditakuti makhluk halus pengganggu.
  11. Perisai diri dari segala bentuk kejahatan yang datang dari manapun juga.
  12. Berpikiran cerdas dalam menangkap peluang baru, trik bisnis, dan hal lain yang berujung pada pendapatan finansial.
  13. Dibimbing untuk menemukan rekan yang benar-benar cocok dalam dunia bisnis atau pekerjaan (Biasanya yang paling cepat adalah bagi pekerja kantoran dan, maaf, pengangguran).
  14. Memunculkan bakat kepemimpinan.
  15. Kerezekian tingkat tinggi.  Dengan power naga emas yang sangat besar, anda akan dibantu habis-habisan dalam hal keuangan, agar rezeki menjadi lancar, warung makin ramai, dapat kerja bagi yang masih menganggur, penawaran goal, lobby sukses, naik pangkat/jabatan, dan mudah mendapatkan uang dari jalan yang tidak disangka-sangka.  Tentu saja anda harus action dan melakukan segala sesuatunya dengan sikap positif, bukan menunggu uang datang dari langit, malas, banyak khayalan, dan mudah putus asa.  Khodam/spirit naga emas tidak seperti pesugihan atau memelihara tuyul, di mana uang datang sendiri dengan sedikit usaha, jelas tidak seperti itu.  Akan tetapi dengan cara memaksimalkan keberuntungan anda, membantu membuka jalur rezeki, meningkatkan semangat kerja, dan memancarkan aura positif pada diri, tempat usaha, dan pekerjaan.
  16. Mengawal anda ketika melakukan trawangan atau raga sukma bagi yang sudah mampuni.
  17. Keunggulan lain dari naga emas ini adalah membantu manusia mempertahankan materi dan usaha (tidak bangkrut), sekaligus mengembangkannya.
  18. Membooster keberanian dan kepercayaan tinggi dalam segala kondisi, khususnya ketika berhadapan dengan orang yang lebih kuat dan tinggi dari kedudukan kita (bos/pimpinan/rekan).
  19. Memancarkan aura kebijaksanaan, sehingga orang akan betah ngobrol sama kita dan sangat mudah percaya dengan ucapan kita.
  20. Membantu anda menyegarkan kembali badan dan pikiran ketika kelelahan apabila dipanggil.
  21. Menghancurkan apapun juga yang akan mencelakai diri anda dan harta benda anda.  Secara gaib naga akan "membakar" ancaman tersebut, sehingga tidak jarang orang bahkan benci dengan anda bisa demam atau pusing mendadak (bukan santet).
  22. Mempermudah anda belajar ilmu hipnotis

Thursday, December 12, 2019

Aku ada..

Aku Ada..
Sebelum waktu menjamahku..
Aku berotasi dalam orbit kehidupan
Lelah mencari bentuk
Lantaran aku bukan sesuatu

Aku tiada, aku tak kasat mata..
Aku gaib, aku raib..
Aku mustahil, aku nihil..
aku nonsense, aku omong kosong
Aku hampa, aku ada..

Aku bukan apa-apa bukan siapa-siapa.
Dan.. Dunia tak pernah menganggapku ada
Meski aku sudah memesan tempat diatasnya.


Dilema
Waktu mulai menjeratku..
Percuma sia-sia aku masih tak berarti
Meski kini aku adalah sesuatu

Aku fatamorgana, aku maya..
Aku bombast, aku bias..
Aku abstrak, aku kelebat..
Aku kamuflase, aku kolase..
Aku paradoks, aku mithos
Aku gejala, aku bisa saja..
Aku antara, aku dilema..

Aku adalah relatif ditengah negatif dan positif
Dan pasti dunia belum mengakui bahwa aku ada
Aku Tercipta
Dan masih.. Waktu masih mempermainkanku
Meledekku.. Berpura-pura di depanku
Dari bukan sesuatu menjadi bukan seseorang, meski..

Aku ada, aku tercipta
Aku zat, aku hakikat
Aku absolute, aku berujud
Aku nyata, aku realita
Aku terjadi, aku pasti
Aku tercetak, aku berjasad
Aku berupa, aku beraga

Aku adalah pengetahuan yang mengetahui dan diketahui
Dan itu belum cukup agar dunia mengakui aku ada
Biarpun aku sudah berpijak dipanggungnya.

Tanpa Jejak
Ini adalah kali pertama waktu memusuhiku
Membonsaiku ketika aku mulai tumbung kembang
Saat aku aku menjadi seseorang, aku seseorang yang tak dianggap orang
Aku annoma, aku tak bernama
Aku entah, aku tak sah
Aku ilegal, aku tak dikenal
Aku terlupa, aku tanda tanya
Aku apa?, aku siapa?
Aku si fulan, aku sekian.

Dan tentu saja dunia tetap masih tak menganggapku ada
Meski aku telah menjadi penduduknya.

Mencari Kebenaran
Dan tiba-tiba.. Kau datang untuk ku..
Menolongku, dulu aku adalah wujud tak bernama
Lalu kau datang menamaiku, memberiku sukma
Sekarang kou sudah pergi jauh.. Jauh sekali
Kini aku seorang diri dengan segala kesusahan ku

Dulu aku mencari bentuk
Kini akulah sang bentuk itu
Dulu aku mencari kesempurnaan
Kini akulah kesempurnaan itu
Dulu aku cari kebenaran
Kini akulah kebenaran itu
Dulu aku cari seni, sastra dan keindahan
Kini akulah sang mahakarya itu

Dulu tanpamu aku bukanlah sesuatu
Kini bersamamu aku lah segala sesuatu.

Dan.. Inilah aku apa adanya dengan segala kekuaranganku..
aku.. 

Wednesday, November 27, 2019

Kabuyutan dan Mandala Raja Galuh Kertabumi Di Gunung Susuru Ciamis

Kabuyutan dan Mandala Raja Galuh Kertabumi Di Gunung Susuru Ciamis

Kampung Bunder terletak di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Di tempat ini terdapat situs sejarah yang nilainya sangat penting bagi Kabupaten Ciamis dan Kotif Banjar. Oleh masyarakat setempat, situs itu disebut Gunung Susuru. Sebetulnya tempat tersebut lebih merupakan sebuah bukit ketimbang disebut gunung. Namun karena babasaan di masyarakat sudah biasa sejak ratusan tahun maka sampai saat ini pun nama Gunung Susuru pun tetap lestari.  Di sebut Gunung Susuru karena  konon ditempat tersebut merupakan leuweungna tangkal Susuru, yaitu sejenis kaktus yang hanya tumbuh di tempat itu saja.

“Gunung Susuru merupakann tanah desa namun tahun 1960 diolah oleh masyarakat untuk ditanami pohon jagung. Oleh sebab  dibukbak dibuat huma, poho susurunya terbawa ke babat. Cuma masa penggunaan untuk penanama tanah tersebut cuma 15 tahun lamanya, da sejak tahun  1975 ditinggalkan dan tak ditanami lagi” Papar Ki Adang (60th), juru Pelihara Situs sejak tahun 2000. Sedangkan Juru Kunci dipegang oleh Ki Eman (80 th).

Lebih jauh Ki Adang menjelaskan, semenjak tidak diolah lagi Gunung Susuru keadaanya sangat gersang dan terbengkalai hampir selama 25 tahun. Memang semenjak di olah oleh masyarakat, di lokasi tersebut banyak ditemukan berbagai benda baik yang berbahan tulang, batu, tanah liat, keramik, manik-manik maupun dari besi.  

Namun pada saat itu, pemahaman masyarakat tentang nilai sejarah belum tumbuh, sehingga benda-benda yang ditemukan tersebut banyak yang hilang, atau dijadikan jimat dan koleksi pribadi. Hanya sebagian kecil saja yang diserahkan kepada pemerintah. 

Temuan Benda Cagar Budaya Bergerak (BCB) kini disimpan oleh Ki Adang dan benda-benda tersebut di antaranya,  Fosil tulang dan gigi manusia, Kapak batu, dua buah batu slinder, Lumpang Batu, Batu Korsi, Menhir dan Dolmen, Batu Peluru, Piring dan Poci Keramik serta  3 buah keris dengan luk berbeda.

Situs Gunung Susuru dibatasi oleh sungai Cileueur disebelah Selatan, Sungai Cimuntur  sebelah utara, Patimuan sebelah tumur, Benteng Kuno sebelah utara. 

Patimuan merupakan daerah pertemuan dua sungai Cimuntur dan Cileueur.  Sedangkan Benteng Kuno membentang melintasi desa dari sisi Cimuntur ke sisi Cileueur sepanjang kurang lebih 2 km. Benteng Kuno tersebut terbuat dari susunan Batu dengan ketinggian 1 meter. Tetapi kini keadaanya tidak utuh lagi dikarenakan alurnya melintasi daerah permukiman sehingga oleh masyarakat batunya dipergunakan untuk pembangunan rumah. Sebagian lagi digunakan pembuatan jalan aspal. Di beberapa tempat pondasi maupun strukturnya masih dapat dilihat  walau kurang jelas.

Gunung Susuru merupakan patilasan dari kerajaan Galuh Kertabumi yang didirikan oleh Putri Tanduran Ageung, putri dari Raja Galuh yang bernama Sanghyang Cipta, berkedudukan di Salawe, Cimaragas. Putri ini menikah dengan Rangga Permana, keponakan Prabu Geusan Ulun (1578 – 1610 M) sebagai nalendra penerus kerajaan Sunda dan mewarisi daerah bekas wilayah Pajajaran, sebagaimana dikemukakan dalam Pustaka Kertabhumi I/2 (h. 69) yang berbunyi; “Ghesan Ulun nyakrawartti mandala ning Pajajaran kangwus pralaya, ya ta sirnz, ing bhumi Parahyangan. Ikang kedatwan ratu Sumedang haneng Kutamaya ri Sumedangmandala” (Geusan Ulun memerintah wilayah Pajajaran yang telah runtuh, yaitu sirna, di bumi Parahiyangan. Keraton raja Sumedang ini terletak di Kutamaya dalam daerah Sumedang). 

Dan sebagai hadiah pernikahannya adalah wilayah Muntur (ditepi sungai Cimuntur). Di tempat inilah kemudian berdiri Kerajaan Galuh Kertabumi dengan rajanya yang bergelar Prabu Dimuntur pada tahun 1585 M. Dan kerajaan ini merupakan cikal bakal kota Banjar saat ini.

Galuh Kertabumi merupakan kerajaan wilayah, bagian dari dinasti Kerajaan Galuh Pangauban yang didirikan oleh Prabu Haur Kuning di Putrapinggan Kalipucang (diperkirakan sekitar 1530 M). Raja ini memiliki tiga orang putra yang bernama ;
1, Maharaja Upama, 
2. Maharaja Sanghyang Cipta
3. Sareuseupan Agung.  

Sebagai anak tertua, Maharaja Upama mewarisi kerajaan Galuh Pangauban dari ayahnya. Maharaja Sanghyang Cipta diberi wilayah Salawe (Cimaragas) dan mendirikan Kerajaan Galuh Salawe. Sedangkan Sareuseupan Agung menjadi Raja di wilayah Cijulang.

Maharaja Sanghyang Cipta mempunyai 3 orang putra yang bernama ;
1. Tanduran Ageung (Tanduran Gagang), 
2. Cipta Permana, 
3. Sanghyang Permana. 

Tanduran Ageung kemudian menikah dengan Rangga Permana, keponakan Prabu Geusan Ulun (Angkawijaya) pada tahun 1585 M. Wilayah Muntur pun diberikan oleh Maharaja Sanghyang Cipta sebagai hadiah perkawinan. Di wilayah tersebut kemudian berdiri Kerajaan Galuh Kertabumi  dan Rangga Permana diberi gelar Prabu Dimuntur. Raja ini memerintah dari tahun 1585 - 1602 M.

Adiknya Tanduran Ageung, yang bernama Cipta Permana diberi wilayah Kawasen (Banjarsari)  dan mendirikan kerajaan Galuh Kawasen. Sedangkan Sanghyang Permana mewarisi kerajaan ayahnya, memerintah di Galuh Salawe (Cimaragas) dengan gelar Prabu Digaluh. 

Masa berdirinya Kerajaan Galuh Kertabumi merupakan masa pengembangan agama Islam dari Cirebon dan Sumedang ke wilayah-wilayah kerajaan Galuh. Salah satu penyebarannya adalah dengan melangsungkan pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih menganut agama pra Islam dengan kerajaan yang sudah diislamkan oleh Cirebon.

Hal tersebut dilakukan oleh Rangga Permana dengan Tanduran Ageung. Dan jejak Tanduran Ageung diikuti oleh Cipta Permana yang menikahi Putri Maharaja Kawali yang sudah Islam. Tokoh yang mengislamkan Kawali saat itu adalah Adipati Singacala dari Cirebon (makamnya di Astana Gede Kawali). Sejak saat itulah pengaruh Islam semakin kuat di Kerajaan-kerajaan Galuh.

Menurut riwayat dari wilayah Talaga, Prabu Haur Kuning  ternyata merupakan generasi ke empat Prabu Siliwangi. Ayah dari Prabu Haur Kuning bernama Rangga Mantri atau Sunan Parung Gangsa (Pucuk Umun Talaga) yang menikah dengan Ratu Parung (Ratu Sunyalarang / Wulansari).  Sedangkan ayah Rangga Mantri adalah salah seorang putra Prabu Siliwangi yang bernama Prabu Munding Surya Ageung.  Rangga Mantri yang awalnya beragama Budha masuk Islam setelah ditaklukan Cirebon tahun 1530 M.

Dalam Riwayat lain, disebutkan pula tokoh Anggalarang sebagai salah satu putra Prabu Haur Kuning. Anggalarang adalah suami dari Dewi Siti Samboja yang kelak menciptakan Ronggeng Gunung. Tokoh Anggalarang diduga kuat adalah nama lain dari Maharaja Upama sebelum menjadi Raja. Sebagai pembanding, keterangan lainya menyebutkan di wilayah Pangandaran juga terdapat  kerajaan Galuh Tanduran berlokasi di Pananjung dan beribukota Bagolo yang jauh sebelumnya pernah dikunjungi Bujangga Manik.

Menurut Babad Imbanagara yang disusun  Ir. Rd. Gumiwa Partakusumah, Raja Bagolo adalah Sawung Galing yang menikahi Dewi Siti Samboja yang menjadi janda setelah suaminya yaitu Raden Anggalarang meninggal terbunuh Bajo (Perompak Laut). 

Sawung Galing dalam sejarah Ronggeng Gunung adalah patih yang diutus oleh Prabu Haur Kuning untuk membantu Dewi Samboja dalam membalaskan kematian suaminya yaitu Anggalarang.

Di beberapa daerah (Talaga, Majalengka, Sumedang dan Ciamis) adanya kesamaan nama beberapa tokoh sejarah ternyata saling memperkuat keberadaannya, walau terkadang sedikit berbeda, baik jujutan tahun keberadaanya, garis silsilah, riwayat hidup, maupun nama kerajaannya. Namun semuanya rata-rata bersumber atau berasal dari keturunan yang sama, yaitu seuweu-siwi Prabu Siliwangi, penguasa agung Kerajaan Pajajaran.

Raden Permana adalah putra dari Kyai Rangga Haji, dan cucu dari Pangeran Santri hasil pernikahan dengan Ratu Pucuk Umun. Kiyai Rangga Haji merupakan putra kedua dari 6 bersaudara sedangkan kakaknya yang tertua bernama Raden Angkawijaya yang terkenal dengan nama Prabu Geusan Ulun. Jadi Rangga Permana atau Prabu Dimuntur adalah keponakan Prabu Geusan Ulun (Rd. Angka Wijaya).

Sang Raja Cita, salah seorang putra Prabu Dimuntur, menjadi penguasa Kertabumi berikutnya dengan pangkat Adipati, bergelar Kertabumi I (1602 - 1608 M). Sedangkan pada waktu itu kekuasaan Prabu Geusan Ulun di Sumedanglarang (1580 - 1608 M) meliputi Kuningan, Bandung, Garut, Tasik, Sukabumi (Priangan) kecuali Galuh Ciamis dengan Kutamaya sebagai ibukota kerajaannya.

Putri Raja Cita bernama Natabumi diperistri oleh Dipati Panaekan, pada saat itu  pengaruh Mataram Islam dibawah pemerintahan Mas Jolang yang bergelar Sultan Hanyokrowati (1601-1613 M) mulai masuk ke wilayah Galuh. Sedangkan putra kedua Raja Cita yang bernama Wiraperbangsa kelak menggantikan kedudukan ayahnya dengan gelar Adipati Singaperbangsa I (1608-1618 M). Raja Cita dimakamkan di Kampung Buner, Desa Bojongmengger.

Riwayat Kota Banjar yang dimulai dari Galuh Kertabumi semakin berkembang ketika Singaperbangsa I memindahkan pusat Kerajaan Galuh Kertabumi dari Gunung Susuru ke Banjar Patroman (Desa Banjar Kolot). Penyebab perpindahan tersebut, akibat terjadinnya perselisihan faham antara Singaperbangsa I dengan Adipati Panaekan (kakak iparnya) dalam rencana penyerangan terhadap Belanda di Batavia.

Adipati Panaekan condong kepada rencana Dipati Ukur untuk menyerang secepatnya ke Batavia sebelum kekuatan Belanda makin besar. Sedangkan Singaperbangsa I lebih sependapat dengan Rangga Gempol yang merencanakan membangun kekuatan dengan mempersatukan wilayah Priangan. Rangga Gempol adalah penguasa Sumedanglarang (1620 - 1625 M) dan berada dibawah pengaruh Sultan Agung Mataram.

Akibat perselisihan tersebut membuat Adipati Panaekan terbunuh. Jasadnya dihanyutkan ke Sungai Cimuntur kemudian  dimakamkan di Karangkamulyan. Akibat peristiwa tragis itu membuat Singaperbangsa I tidak genah tinggal di Gunung Susuru, sehingga akhirnya pindah ke Banjar Patroman. 

Ketinggian Gunung Susuru mencapai sekitar 200 meter. Dari atas puncaknya pandangan mata pun akan dimanjakan dengan keindahan alam yang menggetarkan. Hamparan sawah nampak serasi beradu manis dengan rangkaian perbukitan. 

Seperti umumnya kemandalaan atau kabuyutan selalu dilintassi atau diapit oleh dua sungai besar di sisi kiri-kanannya. Dua sungai tersebut yaitu Cimuntur dan Cileueur yang bertemu di ujung gunung sebelah selatan. Dan tempat pertemuan kedua sungai tersebut dinamakan Patimuan. 

Memang, sebagai sebuah situs, kewingitan sejarah yang menyelimutinya terasa sangat kental. Betapa tidak ternyata tempat ini menyimpan bukti adanya peradaban dari beberapa jaman,  yaitu megalitik, Hindu, dan masa Islam.